Frank, Biru dan Biru Langit

Super, super Frank, 
Super, super Frank, 
Super, super Frank, 
Super Frankie Lampard... 
**..................................................................**

Everybody wants him
Everybody wants you frank
I just want you to sign for ten more yearsssss
Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Roman sign him up
Sign him up
Roman sign him up
Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Roman sign him up 
Sign him up
You better sign him up
**..................................................................**


We want you to stay super frankie lampard we want you to stay whats wrong with your Abramovich give him a contract we love you super frankie lampard ..
**..................................................................**

Chant-chant seperti itu memang sering terdengar di Stamford Bridge, setidaknya hingga musim kompetisi kemarin (2013/2014). Frank James Lampard Jr. Begitulah dulu dia begitu dipuja oleh fans Chelsea. Pria kelahiran Romford, 20 Juni 1978 memang pernah menjadi sosok gelandang andalan The Blues selama 13 tahun. Namun kebersamaan itu berakhir musim ini. Ketika Super Lamps memilih untuk merantau ke Amerika Serikat untuk membela panji New York City di ajang Major League Soccer (MLS). Musim MLS belum bergulir, Lampard pun dipinjamkan ke Manchester City yang merupakan klub indukan dari New York City.

Kala merumput bersama Chelsea, Lampard telah memberikan tiga gelar BPL (musim 2004-05, 2005-06 dan 2009-10), empat gelar Piala FA (tahun 2007, 2009, 2010 dan 2012), dua gelar Piala Liga Inggris (2005 dan 2007), dua gelar Community Shield (tahun 2005 dan 2009) dan 1 gelar Liga Champions UEFA (tahun 2012). Lampard juga berhasil merengkuh gelar top scorer sepanjang masa Chelsea setelah berhasil melewati rekor Bobby Tambling dengan 202 golnya saat itu. Rekor tersebut tercipta setelah dia melesakkan 2 gol bagi Chelsea saat melawan Aston Villa.

Minggu (21/09/2014), mau tak mau semua perhatian tertuju pada mantan gelandang West Ham dan Swansea itu. Partai bigmatch BPL antara Manchester City dan Chelsea. Masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-78, Frank Lampard yang juga legenda hidup Chelsea justru mencetak gol penyelamat untuk Manchester City. Gol yang juga mungkin mengecewakan suporter Chelsea.  The Blues lebih dulu unggul pada menit ke-71 hasil contekan Andre Schuerle memanfaatkan umpan ciamik Eden Hazard. Sedangkan gol Lampard tercipta dengan tak kalah cantiknya. Lampard yang muncul dari blindside mampu mencocor assist James Milner di menit ke-85. Gol!

Skor imbang 1-1 menjadi skor final untuk laga yang dihelat di Etihad Stadium. Usai pertandingan, Lampard mengatakan dirinya sulit mengungkapkan perasaannya setelah golnya ke gawang Chelsea.
"Sangat sulit bagi saya. Saya tidak profesional bila masuk dan tidak melakukan tugas. Saya jelas senang tim bermain imbang. Saya profesional dan tidak menyangka akan bermain dan mencetak gol. Saya terjebak di antaranya," ujar Lampard kepada Sky Sports.
"Fans Chelsea menyanyikan nama saya dan hari yang sangat emosional. Saya bangun pagi ini dan tidak tahu apa yang diinginkan pada hari ini. Jadi saya lega akhirnya berakhir. Menurut saya, medium saja gembiranya," imbuh Lampard. 

Namun, Jose Mourinho punya penilaian lain terhadap penampilan perdana Lampard melawan klub yang dibelanya sejak 2001.
"Frank (Lampard) adalah pemain Manchester City. Saya tak percaya akan cerita soal keinginan dan hati. Mungkin, saya terlalu pragmatis dalam sepak bola. Ketika dia memutuskan bergabung ke rival langsung Chelsea, tak ada lagi cerita cinta. Dia melakukan pekerjaan sebagai profesional," ujar Mourinho dalam wawancaranya dengan BBC Sports.
"Dia mendapatkan sambutan bagus (dari pendukung Chelsea). Ini adalah Inggris dan ini adalah Chelsea. Publik Chelsea tak pernah melupakan apa yang para pemain lakukan untuk klub ini. Ini terjadi pada saya ketika saya melatih Inter Milan. Ini adalah budaya sekaligus keindahan Chelsea," tambahnya.

Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan Mou. Bahwa perasaan dan hati dalam sepakbola adalah omong kosong, dan yang tersisa hanyalah profesionalitas. Secara logika kasar, jika kita benar-benar mencintai sesuatu jangankan untuk menyakitinya, menggores sedikit saja pun tidak akan pernah akan kita lakukan. Sedang apa yang dilakukan Lampard?

Namun, Lampard juga memberi pembuktian kepada sang pujaan hati, Chelsea. Walaupun dia telah menggores luka di atas cerita cintanya bersama The Blues dengan sebiji golnya ke gawang Cortouis. Setidaknya Lampard tidak menambah dalam luka tersebut, Super Lamps memilih untuk tidak merayakan.

Ya. Boleh saja kini Frank Lampard berbaju biru langit, tetapi hatinya...

Akan selalu untuk si Biru!



Ditulis oleh @oongwie.
Diambil dari berbagai sumber.

Share this :

Previous
Next Post »