Bepe, Si Legenda Hidup dan Ironi Persija..

Babak reguler Indonesia Super League (ISL) musim 2014 telah berakhir pada Jumat (5/9/2014) kemarin. Tercatat ada Persita Tangerang, Persijap Jepara, Persiba Bantul dan Persepam Madura United (P-MU) yang akhirnya harus rela meninggalkan ISL musim depan. Selain 4 tim terdegradasi, ISL 2014 juga menghadirkan 8 klub yang berhak melaju ke babak delapan besar. Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, Mitra Kukar dan Persela Lamongan dengan gagah mewakili grup timur. Sedangkan Arema Malang, Persib Bandung, Semen Padang dan Pelita Bandung Raya (PBR) muncul sebagai perwakilan wilayah barat.


Dari tim-tim yang lolos ke fase delapan besar, PBR tentu adalah tim yang paling perlu diapresiasi. Bagaimana tidak, tim hasil merger antara Pelita Jaya (ISL) dan Bandung Raya (Divisi III) musim lalu itu harus memastikan langkah ke delapan besar hingga pertandingan terakhir, melawan Persita Tangerang. Selain 2 gol dari TA. Musafri, kemenangan 3-1 PBR atas Persita Tangerang juga dipersembahkan lewat penalti sang kapten, Bambang Pamungkas. Kemenangan tersebut sekaligus memupus asa Persija ke fase delapan besar.

Ya, Persija Jakarta!

Tentu tidak sulit menemukan kaitan antara Bambang Pamungkas dan Persija Jakarta bukan?

Bambang Pamungkas adalah Persija Jakarta, dan Persija Jakarta adalah Bambang Pamungkas. Begitu idiom mayoritas pecinta bola. Tidak salah memang jika Bambang Pamungkas selalu dikaitkan dengan Persija Jakarta.
Persija adalah satu-satunya klub profesional di Indonesia yang pernah dibela Bambang Pamungkas, setidaknya rekor itu belum pecah hingga 9 Desember 2013, saat dia menandatangani kontrak berdurasi satu tahun dengan Pelita Bandung Raya (PBR). Pemain dengan sapaan Bepe itu memang dianggap sebagai ikon Persija hingga hampir satu dekade. Bepe memulai karir sepakbolanya di Persija pada tahun 1999. Bepe pun sempat hijrah ke beberapa klub luar negeri. Pemain kelahiran Semarang, 10 Juni 1980 ini memberikan 7 gol dari 1o penampilannya selama 4 bulan di tahun 2000 bersama EHC Norad, klub divisi III Belanda. Sedangkan di tahun 2005-2007 bersama Elie Aiboy, Bepe menghadiahi Selangor FA (Malaysia) 48 gol, 22 gol diantaranya berhasil menobatkan Bepe sebagai top scorer di Liga Malaysia tahun 2005. Setelah berpetualang di luar negeri, Bepe pun kembali ke Persija. Ya, hanya Persija klub yang ada di pikirannya. Dalam kurun waktu 2007-2012, jabatan kapten sekaligus sumbangan 78 gol dari 156 pertandingan benar-benar menjadi bukti bahwa Bepe adalah legenda hidup Persija. The Jakmania pun begitu memuja sosok Bepe, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Hingga pada akhirnya permasalahan tunggakan gaji yang berujung pada gugatan hukum kepada manajemen Persija, “meretakkan” hubungan manis Bepe dan Persija. Gaji Bepe dan beberapa pemain Persija lainnya pada ISL musim 2012 belum dilunasi manajemen Persija. PSSI pun dipaksa turun tangan untuk menengahi persoalan ini. Manajemen Persija pimpinan Ferry Paulus pun akhirnya bersedia melunasi tunggakan gaji Bepe. Sayangnya, hal tersebut tak kuasa merayu Bepe untuk kembali memperkuat Persija. Bepe lebih memilih untuk menepi, tidak memperkuat tim manapun di musim 2013. Mungkin, dia melakukannya sebagai wujud kecintaan terhadap Persija. Klub yang selalu ada di hatinya.

Di akhir tahun 2013, Bepe mengambil keputusan untuk memperkuat Pelita Bandung Raya (PBR). Sontak keputusan ini menjadikan suatu hal  menarik di ISL 2014. Bepe untuk pertama kalinya tidak memperkuat Persija, dan mau tidak mau harus menjadikan klub yang dicintainya, sebagai “musuh”. Ironi pun tak terelakkan. 3 gol dicetak Bepe pada pertemuannya dengan Persija musim ini.
Pada pertemuan pertama di Stadion Jalak Harupat, pemain yang identik dengan nomor 20 ini membuktikan diri bahwa dia adalah sosok yang benar-benar mengerti plus minus Persija. Bepe melesakkan 2 gol ke gawang Persija di menit 39 dan 66, sebelum akhirnya disamakan oleh Ivan Bosnjak (72’) dan April Hadi (81’). Pun demikian di pertemuan kedua di kandang Persija, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Setelah tanpa gol di paruh pertama, Bambang Pamungkas kembali menjadi aktor antagonis bagi Persija. Tandukan Bepe di menit 66 memaksa skor Persija 1-1 PBR, bertahan hingga akhir pertandingan. Hasil seri kedua beruntun, setelah pekan sebelumnya Persija ditahan Persib juga di SUGBK. Hasil yang menipiskan selisih poin antara Persija dan PBR yang saling berebut peringkat empat klasemen.


Penurunan performa Persija di akhir musim, sangat kontras dengan semakin mengkilapnya penampilan Bepe di PBR. Tatkala di tiga pertandingan terakhir, Persija hanya meraih 3 poin dan torehan 1 gol. Sebaliknya PBR mampu menggondol 9 poin, dengan sumbangan 4 gol dari Bambang Pamungkas. Masing-masing dua gol saat laga melawan Persijap Jepara. Dua gol lainnya Bepe sarangkan ke gawang Sriwijaya FC, pun memastikan PBR menyalip posisi Persija di peringkat klasemen. Ditambah lagi 1 penaltinya ke gawang Persita Tangerang di pekan terakhir, memastikan posisi klasemen tersebut tidak berubah hingga akhir musim. PBR ke delapan besar dengan 35 poin, dan Persija hanya finish di posisi kelima dengan selisih 1 poin saja.

Seakan sudah ditakdirkan sebagai ironi, klub sebesar Persija dengan segala keagungan sejarahnya, gagal melaju ke babak delapan besar musim ini. Dan, tahu siapa aktor utama dibalik terjungkalnya Si Macan Kemayoran?
Yaa, tak lain, tak bukan..
Sang (mantan) kapten dan legenda hidup Persija..

BAMBANG PAMUNGKAS.





Ditulis oleh @oongwie.
Diambil dari berbagai sumber.

Share this :

Previous
Next Post »