Berhemat, Pangkal Selamat

Kepemilikan mayoritas klub sepakbola oleh satu orang/ satu perusahaan/ satu grup tentu bukanlah suatu hal yang bisa dipersalahkan di era industri sepakbola saat ini. Sudah merupakan hal lumrah dan jamak apabila klub sepakbola saham mayoritasnya dikuasai oleh satu pihak. Saya ambil contoh, misalnya: Inter (Italia). Klub yang meraih treble di musim 2010, dengan menggondol gelar liga Serie A, Piala Italia dan Liga Champions Eropa. Kini saham mayoritasnya dimiliki oleh Thohir Cs, setelah mengambil alih kepemilikan dari Massimo Moratti. Iya, Erick Thohir. Seorang yang berasal dari negara yang bahkan mayoritas penduduknya masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari, tapi malah bisa mengakuisisi salah satu klub terbesar di Italia itu. Pun sebelum membeli Inter, Thohir sudah lebih dulu menguasai klub MLS, DC United. Luar biasa memang!


Thohir bukan “orang asing” pertama yang menanamkan uangnya di klub top Eropa. Sebelum Thohir, tentu kita masih ingat Thaksin Shinawatra. Ya, mantan perdana menteri Thailand itu pernah membuat heboh pemberitaan selain dengan gonjang-ganjing kejatuhan rezim dan kasus korupsinya, tentunya dengan pemberitaan dirinya telah mengakuisisi Manchester City. Tapi sayangnya, kepemilikan Thaksin tidak berlangsung lama, pada September 2008 Thaksin menjual kepemilikan klub kepada pengusaha yang juga anggota keluarga kerajaan Abu DhabiUni Emirat Arab yaitu Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.

Namun, pemberitaan pembelian klub sepakbola terheboh tentunya masih jadi milik seorang Roman Abramovich. Pemilik nama lengkap Roman Arkadievich Abramovich adalah seorang miliarder Rusia dan pemilik perusahaan investasi Millhouse Capital. Menurut majalah Forbes 2006, pada 13 Februari 2006 dia memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 18.2 miliar. Sedangkan menurut majalah Finance Rusia pada Januari 2007, kekayaannya mencapai US$ 21 miliar. Kedatangan Roman Abramovich di Chelsea pada 2003 yang menggantikan Ken Bates, telah mengubah klub asal London Barat tersebut menjadi salah satu pelanggan papan atas klasemen BPL. Banyak sekali pembelian pemain dengan harga fantastis dengan merogoh recehan yang ada di rekening tabungannya. Mulai dari pembelian Veron (Manchester United), Damien Duff (Blackburn Rovers), Adrian Mutu (Parma), Michael Ballack (Bayern Munich), Andriy Shevchenko (AC Milan) hingga Cesc Fabregas (Barcelona) dan Diego Costa (Athletico Madrid).

Selain Abramovich masih banyak lagi pengusaha gila bola atau mungkin lebih tepatnya pengusaha yang ingin mencari peruntungan di industri sepakbola, seperti: Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan (Man City), Nasser Al-Khelaifi (PSG), John W. Henry (Liverpoool), Dmitry Rybolovlev  (AS Monaco), Malcolm Glazer (Man United), Suleiman Kerimov (Anzhi Makhachkala). Dengan dana yang melimpah dari sang pemilik, tentunya tidak sulit bagi klub-klub tersebut untuk merayu pemain incaran mereka. Namun sayangnya, kekuasaan uang telah digunakan dengan semena-mena oleh klub untuk (sebut saja) merusak harga jual pemain. Merusak di sini saya artikan sebagai pembelian pemain yang kelewat mahal dari harga jual dari pemain itu sendiri.

Ya, walaupun urusan rusak-merusak harga sudah diawali oleh Real Madrid dengan jargon Los Galacticos-nya. Kita tentu masih ingat, betapa banyak uang yang dikeluarkan klub ibukota Spanyol tersebut untuk membeli Figo, Zidane, Beckham, Ronaldo hingga James Rodrigues dan Toni Kroos tahun ini. Harusnya mereka ganti nama, dari Real Madrid menjadi Royal Madrid. Klub Madrid yang royal membelanjakan dananya untuk sekedar membeli pemain.

Namun tren gila-gilaan pembelian pemain belakangan ini semakin dirasa mengkhawatirkan, terutama oleh UEFA. Oleh karena itu, mulai 1 Juni 2011, UEFA sebagai otoritas tertinggi sepakbola Eropa memberlakukan peraturan baru, Financial Fair Play (FFC), yang nantinya diharapkan akan merevolusi pengoperasian klub sepakbola di Eropa. 

Financial Fair Play adalah aturan yang ditetapkan UEFA demi menjaga klub tetap dalam kondisi keuangan yang sehat. Pada intinya aturan ini mewajibkan seluruh klub untuk menyeimbangkan neraca pemasukan dan pengeluaran. Ini dilakukan agar klub tidak membayar gaji pemain dengan berlebihan dan terhindar dari utang. FFP adalah jerih payah Michael Platini, presiden UEFA saat ini, dalam menindak klub sarat utang, sekaligus wujud pembuktian keinginan Platini menyetarakan kemampuan bermain di lapangan seluruh dari 660 klub papan atas Eropa yang tersebar di 53 negara.

Sejauh ini UEFA telah menghukum sembilan klub karena melanggar aturan Financial Fair Play (FFP). Adapun Sembilan klub yang dihukum itu masing-masing Manchester City, Paris Saint Germain, Zenit St Petersburg, Rubin Kazan, Anzhi Makhachkala, Galatasaray, Bursaspor, Trabzonspor, dan Levski Sofia. Sanksinya pun beragam, mulai dari denda hingga pengurangan kuota pemain yang bisa berlaga di kompetisi eropa.

Pada akhirnya, aturan Financial Fair Play ini membuat banyak klub makin berhati-hati membelanjakan uangnya, terutama di bursa transfer. Menurut saya, cara mudah dan murah untuk mendapatkan pemain di bursa transfer ada dua yaitu dengan status pinjaman dan status bebas transfer. Dalam kedua hal ini ada satu klub yang patut dicontoh, AC Milan! 

Memang tidak ada pemain yang didatangkan Milan dengan harga “waah” di bursa transfer musim ini. Total belanja Milan di bursa transfer pun hanya 15,85 juta euro, bandingkan dengan Manchester United yang mencapai 200 juta euro? Tapi, tengok saja skuad Milan musim ini, Adriano Galliani dengan kelihaiannya bernegosiasi sukses memboyong Jeremy Menez, Pablo Armero, Alex, Diego Lopez, Fernando Torres, Van Ginkel, Michael Agazzi, Giacomo Bonaventura dan Adil Rami. 

Diego Lopez (Real Madrid), Alex dan Jeremy Menez (PSG), Michael Agazzi (Chievo) didatangkan dengan dana nol rupiah. Bayangkan, nol rupiah! 
Sementara Torres dan Van Ginkel (Chelsea) serta Armero didatangkan sebagai pemain pinjaman. Sedangkan Milan hanya harus mengeluarkan 7 juta euro Giacomo Bonaventura dari Atalanta, 4,25 juta euro untuk mematenkan kontrak Adil Rami, serta 2,5 juta euro plus Bartosz Salamon untuk kepemilikan penuh Andrea Poli. Sebelumnya transfer irit ala Milan juga berhasil mendatangkan kembali Kaka (Real Madrid), Riccardo Montolivo (Fiorentina) dan Keisuke Honda tentunya. 
Gratis!

Jika anda adalah seorang suami, dan memiliki istri yang begitu boros dalam membelanjakan uang bulanan. Maka tabunglah sebagian dari gaji anda, agar kelak bisa digunakan untuk mengirim istri anda ke Milan.Ya. Ke Milan, agar istri anda bisa belajar bagaimana caranya berhemat.



Ditulis oleh @oongwie.
Diambil dari berbagai sumber.

Share this :

Previous
Next Post »