Review Indonesia U-23 vs Thailand U-23

 Timnas U-23 Indonesia bermain buruk kala bertemu dengan Thailand di lanjutan babak penyisihan grup E Asian Games 2014 Incheon, Korea. Dengan menurunkan sebagian besar pemain lapis keduanya, Indonesia diberondong 6 gol oleh pasukan Gajah Putih muda. 2 gol diciptakan oleh Phombuppha (6’) dan Kraisorn (17’) pada babak pertama. Sedangkan 4 gol sisanya dilesakkan ke gawang Teguh Amiruddin masing-masing oleh Songkrasin, Tawikan dan Kraisorn di babak kedua.

Frank, Biru dan Biru Langit

Super, super Frank, 
Super, super Frank, 
Super, super Frank, 
Super Frankie Lampard... 
**..................................................................**

Everybody wants him
Everybody wants you frank
I just want you to sign for ten more yearsssss
Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Roman sign him up
Sign him up
Roman sign him up
Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Roman sign him up 
Sign him up
You better sign him up
**..................................................................**

Pentingnya Manual Book

Di era teknologi sekarang, tentu kita tidak akan merasa asing lagi dengan smartphone. Beragam merk dengan pilihan operating system (OS) yang beredar, seperti iOS, Blackberry, Windows maupun Android seakan menjamur di pasaran. Lazimnya, smartphone biasa digunakan untuk bermain game, chatting atau mungkin sekedar browsing internet. Tetapi, tidak jarang pula kita temui seseorang yang hanya memanfaatkan smartphone sebagai piranti untuk menelepon dan mengirim SMS, secanggih apa pun fitur yang tertanam di dalamnya. Ya, seakan orang tersebut tidak akan bisa menggali potensi lebih dari benda yang digenggamnya itu.

Persis, dari Tribun A..

Rabu (10/9/2014), Persis Solo menjamu PSGC Ciamis di Stadion Manahan. Rencana awal, saya hendak menonton di tribun suporter sebelah timur. Selain sudut pandang yang lebih jelas, tiket di sana lebih cocok dengan kondisi dompet seorang anak kos. Sisi minusnya, di tribun “Gate B” tersebut sengatan terik matahari akan terasa sangat panas karena tribun belum dilengkapi dengan atap. Daripada harus merasa sepi dalam keramaian stadion, siang hari saya mencoba BBM Jery, teman saya yang seorang fans Persis Solo. Dia mengiyakan tapi dengan menunjuk tribun VIP di sebelah barat sebagai venue untuk menyaksikan laga home kedua Persis di babak 16 besar ini. Lebih adem katanya. Ya, memang hanya tribun A yang sudah dilengkapi dengan atap.

Bepe, Si Legenda Hidup dan Ironi Persija..

Babak reguler Indonesia Super League (ISL) musim 2014 telah berakhir pada Jumat (5/9/2014) kemarin. Tercatat ada Persita Tangerang, Persijap Jepara, Persiba Bantul dan Persepam Madura United (P-MU) yang akhirnya harus rela meninggalkan ISL musim depan. Selain 4 tim terdegradasi, ISL 2014 juga menghadirkan 8 klub yang berhak melaju ke babak delapan besar. Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, Mitra Kukar dan Persela Lamongan dengan gagah mewakili grup timur. Sedangkan Arema Malang, Persib Bandung, Semen Padang dan Pelita Bandung Raya (PBR) muncul sebagai perwakilan wilayah barat.


Belajarlah dari Slankers

Jika anda seorang Indonesia dan pernah menyaksikan konser yang diselenggarakan oleh produsen rokok. Entah konser pop, rock dan dangdut sekalipun pasti akan terselip penonton dengan membawa bendera Slank. Meskipun di konser itu Slank tidak menjadi pengisi konser, bukan menjadi salah satu band yang diundang. Tapi mengapa ada seorang yang dengan pede-nya membawa bendera Slank?

Berapa rupiahkah mereka dibayar untuk sekedar membawa dan mengibarkan bendera itu? Jawabannya, tentu saja tidak sepeser pun. Mereka melakukannya secara sukarela sebagai solidaritas sesama Slankers, juga sebagai bukti keeksisan kaumnya. Pun, bahwa bendera itu juga merupakan simbol dukungan moral terhadap hal yang tidak ada di hadapan matanya.

Berhemat, Pangkal Selamat

Kepemilikan mayoritas klub sepakbola oleh satu orang/ satu perusahaan/ satu grup tentu bukanlah suatu hal yang bisa dipersalahkan di era industri sepakbola saat ini. Sudah merupakan hal lumrah dan jamak apabila klub sepakbola saham mayoritasnya dikuasai oleh satu pihak. Saya ambil contoh, misalnya: Inter (Italia). Klub yang meraih treble di musim 2010, dengan menggondol gelar liga Serie A, Piala Italia dan Liga Champions Eropa. Kini saham mayoritasnya dimiliki oleh Thohir Cs, setelah mengambil alih kepemilikan dari Massimo Moratti. Iya, Erick Thohir. Seorang yang berasal dari negara yang bahkan mayoritas penduduknya masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari, tapi malah bisa mengakuisisi salah satu klub terbesar di Italia itu. Pun sebelum membeli Inter, Thohir sudah lebih dulu menguasai klub MLS, DC United. Luar biasa memang!

United of Panicity




Glory, Glory Man United..
Setidaknya sebagai seorang fans karbitan, chant itu lah yang begitu nyantol di kepala. Sebagai seorang fans karbitan, tentunya dengan prestasi United di musim kemarin sudah bisa menjadi pertimbangan saya untuk segera mengalihkan dukungan ke tim lain. Ya, dengan permainan lesu nan membosankan, terpuruk di posisi ketujuh musim lalu dan tidak tampil di kompetisi Eropa sepertinya akan menjadi penguat hati saya untuk tidak lagi menghabiskan uang dengan nobar pertandingan United.