Duka Sepakbola Untuk AirAsia



Penghujung tahun 2014 menjadi mimpi buruk bagi salah satu pemilik BPL Queens Park Ranger (QPR), yaitu Tony Fernandes. Bukan lantaran QPR yang hingga pekan ke-19 masih berada di papan bawah klasemen, dengan hanya berselisih 2 poin dari penghuni zona degradasi.

Namun, tragedi hilangnya AirAsia QZ8501 pada Minggu, 28 Desember 2014 adalah penyebab kemurungan sang milyarder Malaysia. Musibah hilangnya Airbus A320 dengan nomor penerbangan QZ8501 ini sekaligus menjadi ujian paling berat yang pernah menimpanya di industri ini.

Seperti pernyataan yang sempat ia lontarkan melalui akun twitternya, “Saya tersentuh oleh dukungan yang begitu luas, khususnya dari rekan-rekan sesama maskapai. Ini mimpi buruk saya,” kata Fernandes.

Sebelum membeli AirAsia pada 2001, Fernandes adalah seorang pengusaha rekaman. Dengan jargon "Now Everyone Can Fly", Air Asia berhasil dibawanya hingga menjadi peringkat keenam maskapai penerbangan terbesar di dunia. Hasilnya, kini pria blasteran India-Portugis ini ada di urutan ke-28 daftar orang terkaya di Malaysia yang dikeluarkan Forbes, dengan harta senilai US$650 juta. Hingga pada Agustus 2011 Fernandes, juga membeli saham mayoritas di QPR dari Bernie Ecclestone dan Flavio Briatore.

Hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 jurusan  Surabaya-Singapura ini juga tak luput dari perhatian pelaku sepakbola. Dua punggawa QPR, Charlie Austin dan Rio Ferdinand pun menunjukkan simpati mereka di media sosial.

Dalam kicauannya pada @chazaustin9 striker QPR mengungkapkan rasa dukanya, "Ini adalah hari bertanding, tapi perhatian dan doa pagi saya ada bersama @AirAsia, @tonyfernandes dan semua yang terkait dengan hilangnya pesawat tersebut,"seperti dilansir NBC Sport.

"Perhatian dan doa-doa ditujukan kepada mereka yang terkait dengan penerbangan Air Aisia yang menghilang... baru membaca tentang (kabar) ini," tulis Rio Ferdinand pada akunnya @rioferdy5.

Bahkan
secara khusus, sebelum QPR berlaga melawan Crystal Palace di Loftus Road, Minggu 28 Desember 2014 malam WIB, dilakukan one minute silence” sebagai bentuk penghormatan akan tragedi hilangnya AirAsia QZ8501. Sepakbola memang tak bisa dipisahkan dari kemanusiaan, dan memang begitulah seharusnya.


Hingga akhirnya, pada Selasa 30 Desember 2014 ditemukan lokasi jatuhnya AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata. Pencarian dan evakuasi terhadap korban hingga kini terus dilakukan. Semoga para korban yang meninggal dunia diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Setidaknya mungkin itulah salah satu doa yang dapat kita panjatkan, tak terkecuali doa dari para pelaku sepakbola.





Ditulis oleh @oongwie.
Diambil dari berbagai sumber.


Share this :

Previous
Next Post »