Prakiraan Formasi Timnas di AFF 2014

Senin (17/11/2014) beberapa jam sebelum Presiden Republik Indonesia mengumumkan kenaikan harga BBM, pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl lebih dulu mengumumkan nama 22+1 pemain yang akan memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2014. Tentu, berita ini akan kalah gemanya jika dibandingkan dengan rush yang terjadi sesaat setelah harga premium diumumkan menjadi Rp. 8.500/ liter. Perasaan kecewa tanpa bisa berbuat apa-apa dirasakan hampir di seluruh hamparan kepulauan Indonesia.

Rasa kecewa yang mungkin juga dialami oleh beberapa pemain Timnas. Tiga nama urung menyandang badge Garuda di dada kirinya. Irfan Bachdim, yang sejak bergabung pelatnas mengalami cedera harus rela hanya menjadi penonton tahun ini. Sedang, Ahmad Bustomi dan Bayu Gatra Sanggiawan dianggap tidak menunjukkan performa lebih baik ketimbang gelandang lainnya dalam dua laga ujicoba Timnas, melawan Timor Leste dan Syiria.

Berikut daftar nama 22+1 pemain Timnas yang akan berlaga di Vietnam.

Kiper
Kurnia Meiga Hermansyah | I Made Wirawan | (Dian Agus Prasetyo)

Defender
Zulkifli Syukur | Supardi Nasir | M. Roby | Achmad Jufriyanto
Victor Igbonefo | Rizki Rizaldi Pora | Fachruddin Wahyudi Arianto

Gelandang
Manahati Lestusen | Imanuel Wanggai | Hariono | Raphael Maitimo | Firman Utina
Evan Dimas | M. Ridwan | Ramdani Lestaluhu | Zulham Zamrun

Striker
Sergio van Dijk | Cristian Gonzales | Boaz Solossa | Samsul Arif

Dari susunan nama di atas, Coach Riedl nampaknya akan condong menggunakan formasi yang bertumpu pada kekuatan lini tengah. Terlihat dengan dibawanya 9 pemain bertipe gelandang ke turnamen dua tahunan ini. Formasi 4-2-3-1 kemungkinan besar akan menjadi pakem permainan, yang akan bertransisi menjadi 4-3-3 saat menyerang. Seperti yang sebelumnya ditunjukkan pada dua laga ujicoba di SUGBK.

Nah, dengan pakem 4-2-3-1 dan daftar pemain di atas plus naluri sotoyy, saya akan berusaha memberikan daftar starting eleven Timnas melawan tuan rumah Vietnam pada Sabtu (22/11/2014) mendatang.



Di bawah mistar, nama Kurnia Meiga masih akan menjadi andalan dalam menghalau shots lawan. Meskipun musim ini membawa Persib Bandung juara, sepertinya tak akan cukup bagi I Made Wirawan dalam menggoyahkan posisi Meiga. Begitu pun dengan Dian Agus, yang hanya akan tampil jika kedua kiper berhalangan.

Posisi empat defender sejajar, mungkin akan menjadi titik lemah Timnas. Meskipun dihuni nama-nama tangguh di barisan belakang, koordinasi di antara keempat defender nampak belum begitu padu. Terlihat dari 2 gol yang bersarang di gawang Meiga kontra Syiria. Pun ketika beberapa kali pemain Timor Leste berhasil merasuk ke kotak penalti Indonesia. Jika Victor Igbonefo berhasil fit tepat waktu, mungkin dia akan menjadi pilihan utama di posisi centerback dengan Roby atau Jufrianto sebagai teman duet. Jika terjadi sebaliknya, Roby dan Jufrianto akan menjadi duet utama centerback dengan Fachrudin sebagai back up-nya.

Jika tidak membuat kesalahan yang sangat fatal atau cedera, posisi fullback kanan 99% telah digaransikan untuk Zulkifli Syukur. Bahkan, defender Mitra Kukar ini menyandang ban kapten di dua pertandingan terakhir. Sedangkan pos paling rawan pertahanan Indonesia sendiri, ada di sektor kiri. Supardi Nasir yang belum sembuh dari cedera memaksa Alfred Riedl menempatkan Rizki Pora di posisi fullback kiri. Sebagaimana terlihat pada laga kontra Syiria, 2 gol bermula dari crossing di flank kiri pertahanan Timnas. Jika hingga Sabtu nanti Supardi belum fit, ada baiknya Opa Riedl menempatkan Raphael Maitimo sebagai fullback kiri dan sementara waktu mencadangkan Rizki Pora, yang tampil tidak terlalu istimewa. Maitimo sendiri berposisi natural sebagai gelandang. Tapi, dia juga dikenal fasih bermain di berbagai macam posisi. Di Piala AFF 2012, Maitimo saat itu dimainkan sebagai fullback kanan. Masih ingat?

Manahati Lestusen layak mendapati satu slot di formasi double pivot yang akan dipakai Timnas. Ketenangan, fisik tangguh, kemampuan menjaga kedalaman serta visi bermain, menjadi kelebihan Manahati yang membedakannya dengan Hariono ataupun Manu Wanggai. Sedangkan Firman Utina akan menjadi teman duet ideal bagi Manahati di lini tengah Timnas. Faktor usia dan kehadiran Evan Dimas, akan lebih baik jika Firman mengontrol permainan dari lini yang lebih dalam. Istilah ngetrend-nya deep lying midfielder. FU15 tidak akan kesulitan menjalankan role ini, karena di Persib pun dia sering bermain di belakang Konate Makan yang notabene merupakan gelandang serang.

Di posisi tiga gelandang menyerang akan ada Boaz Salossa, Evan Dimas dan Zulham Zamrun. Ketiganya diharapkan dapat bergerak secara dinamis dalam membongkar pertahanan lawan. Zulham yang sering bergerak dari sisi sayap, kemudian menusuk ke kotak penalti akan diberikan peran mirip Cristiano Ronaldo di Madrid. Fisik prima, akselerasi, kengototan dan shooting yang bagus menjadi keistemewaan pemilik nomor 7 Mitra Kukar ini. Sedangkan Boaz Salossa akan berperan sebagai inverted winger layaknya peran Robben atau Messi, yang bisa bergantian menusuk pertahanan lawan dari sisi flank. Bisa juga Boci dibiarkan bergerak free role, seperti yang selama ini dia perankan di Persipura. Sang rising star, Evan Dimas akan menjadi pengatur serangan sekaligus penopang utama bagi striker tunggal. Peran yang juga sering dia mainkan di Timnas U-19. Pergerakan, passing akurat serta tembakan keras dari luar kotak penalti akan menjadi senjata andalan pemuda Surabaya ini. Jika Evan dalam performa terbaik, dia akan menjadi teror tersendiri bagi para defender rival. Sedangkan M. Ridwan dan Ramdani Lestaluhu bisa menjadi pelapis gelandang sayap, jika Timnas membutuhkan skema 4-2-3-1 yang lebih bertahan.

Terakhir, kehadiran striker naturalisasi Sergio van Dijk akan melengkapi formasi 4-2-3-1 ala Alfred Riedl. Insting predator SvD tidak perlu diragukan lagi. Sinarnya yang sempat meredup ketika merantau di Liga Iran, kembali terang ketika dia memutuskan hijrah ke Thailand dengan memperkuat Suphanburi FC. Kemampuan van Dijk dalam melindungi bola, sekaligus sebagai tembok pemantul tentu akan memudahkan bagi barisan second line Indonesia untuk mendapatkan ruang terbuka di pertahanan lawan. Jika van Dijk berhalangan tampil, pun masih ada striker naturalisasi lainnya, Cristian Gonzales. Meskipun sudah termakan usia, namun performa El Loco di Arema Cronus musim ini masih cukup prima. Pemain kelahiran Uruguay ini pun sempat menjadi salah satu anak emas Riedl di Piala AFF 2010. Selain itu, jika Timnas membutuhkan “gaya lain” dari seorang striker, Samsul Arif mungkin akan menjadi jawaban dari kebutuhan tersebut. Ya, Samsul memiliki kelincahan serta akselerasi menawan yang tidak dimiliki SvD maupun El Loco.

Namun, siapapun nanti yang akan menghuni starting eleven Timnas dan Garuda telah ada di dadanya harus menunjukkan permainan terbaik bagi seluruh rakyat negeri ini. Juara, adalah harapan yang selalu dikumandangkan setiap turnamen dua tahunan ini digelar. Dan gelar juara mungkin akan menjadi pelipur lara bagi kekecewaan rakyat di seantero nusantara. Perasaan kecewa karena dikhianati oleh orang yang dulu lantang menolak kenaikan harga BBM, tapi kini justru menjadi juru kumandang berita tak menyenangkan itu. Ah sudahlah..

Forza Timnas, Merda Mr. President.




Ditulis oleh @oongwie
Diambil dari berbagai sumber.

Share this :

Previous
Next Post »